Rabu, 28 Mei 2014

Pemilu dan Hati yang Pilu ...

Dear Rangga,

My bestfriend
My buddy
My forever susah-senang-tetap-gaya-dan-kece-bersama

Entah kenapa beberapa bulan ini gue lagi lesu-lesunya. Terbukti, saking lesunya berat badan gue nambah lagi, jerawat pun berdatangan kembali. Lesu gue seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang kian melambat, lemah gue setara dengan rupiah yang tak kuasa menahan laju nilai tukarnya.

Hidup gue terasa hampa, seperti rekening di tanggung bulan.
Isi kepala gue berjejalan, laksana cucian kotor yang numpuk berpekan-pekan.
Apapun yang gue lakukan , gue berasa kontribusi gue ini tidak signifikan. Ibarat cengkeh di kue nastar. Apalah artinya gue ?

Segala yang gue kerjakan molor dari tenggat, ibarat ketupat yang baru nongol di tahun baru. Salah waktu dan udah basi.

Gue tahu, ada yang salah dalam hidup gue belakangan ini. Tapi jelas, dari sisi tampang gue masih kece-kece aje. Jerawat boleh datang kembali, tapi pesona tetap gak ada yang bisa memungkiri.

Gue sedih, Mabs. Bukan lantaran gue terlalu lama menyendiri...ya itu juga sih, tapi gue sedih aja ngeliat keadaan negara ini saban Pemilu hadir kembali. Pemilu itu kan harusnya pesta rakyat ya, tapi kenyataannya setiap Pemilu yang ada kita malah saling sikut dan merasa paling benar sendiri. Pesta macam apa coba yang lebih kental nuansa kelahi ketimbang happy-happy ???

Hawa begini belom berasa waktu pemilu legislatif, tapi jelang Pemilihan Presiden...wuoooooo tiba-tiba sosok-sosok tertentu nongol lalu dipuji-puji. Padahal, sosok-sosok capres ini tadinya bahkan gak kebayang. Setidaknya di akhir tahun lalu.

Gue inget banget, Mabs. Sampai akhir tahun lalu..gue sendiri masih bertanya-tanya siapa jodoh gue ? Eh, salah fokus. Maaf.
Maksud gue, sampe akhir tahun lalu..gue belom bisa membayangkan siapa kiranya yang akan maju secara positif untuk jadi pemimpin negara kita. Beberapa orang udah ngiklan emang, bahkan Bapak gue jadi bintang iklannya...ampe bela-belain jadi tukang nasi goreng baek hati (yang belom dapat jatah naik haji, kaga kaya si tukang bubur).

Bisa lihat reviewnya -> Cerita Tukang Nasi Goreng Tampan *maaf yak promo Bokap biar beken*

Balik lagi ke masalah negara, beberapa orang yang saat itu baru didengung-dengungkan bakal maju nyapres rata-rata gue udah pernah berinteraksi langsung sama mereka.Terima kasih atas pekerjaan yang gue lakoni tentunya.

Selama berinteraksi sama mereka....ya gak kebayang aja kalo mereka mau jadi presiden kita. Kalo sekedar jadi Presiden BEM sih terserah deh ye...

Intinya, mereka semua itu manusia yang punya cela. Mereka pernah salah, pernah keliru..dan menyakiti perasaan gue *loh*
Tidak ada kandidat yang sempurna, tapi memang kita tidak mencari kesempurnaan dalam sosok seorang pemimpin. Yang kita cari itu kenyamanan, Keamanan, dan pasangan idaman *teteup*

Tapi apa yang kita cari ini belum bisa dijawab oleh mereka yang maju ke depan, yang gue tahu..mereka juga mencari sesuatu yang berbeda jauh dengan kita yang cuma warga biasa. Mereka mencari kemenangan, kekuasaan, dan kesejahteraan..untuk kantong mereka sendiri.

Sementara kita ? Kita tetep begini-begini aja...kece tapi masih sendirian.
Kita terjebak di kelompok kelas menengah yang tanpa lelah mencoba naik ke atas. Kita menjadi masyarakat pemanjat pinang, yang untuk mencapai ke puncak...mau tidak mau harus berpijak pada tubuh bahkan kepala orang lain.

Saat kita berjuang untuk memanjat, tau-tau ada yang datang dan menjanjikan kita bisa menggapai puncak pinang. Lalu gara-gara mereka...perkelahian di bawah pun semakin sengit.

Gue pun semakin takjub begitu kandidat semakin mengerucut, yang dulu dipuji sekarang dicaci. Yang dulu dihina, sekarang dipuja. Itu sama aja mengubah barat jadi timur, dan menjadikan utara sebagai selatan *Sadappp...keren kan perumpamaan gue ? padahal gue bolak-balik doang*

pic cr to google dan kompasiana

Padahal, aksi-aksi kaya gini itu berpola. Betapa dulu, beberapa tahun lalu hal serupa kita lakukan pada SBY....yang begitu dipuja-puja , tapi begitu jadi presiden justru lebih dihina-hina oleh mereka yang dulu mengaku mendukungnya.

Parahnya, saat ini justru lebih tak terkendali. Isu agama jadi paket tersendiri. Bukan cuma agama, tapi malah maen ke fisik...sumpah deh kalo begini dukung-dukungannya sih sama aja kaya bocah-bocah SD. Bocah SD aja sekarang malah lebih pinter.

Jokowi dihina wajahnya, Prabowo dihina status jomblonya.

Coba bayangin!! Kalo kelemahan Jokowi dan Prabowo disatuin, apa mereka-mereka yang buruk rupa dan masih menjomblo gak murka ????
(Kalo gue sih enggak, gue kan jomblo bukan karena muka. Tapi nasib aja)

Entahlah, gue gak paham pikiran para fangirl dan fanboy capres-capres itu. Gak jauh beda ama fans-fans alay dan ababil para boyband Korea yang selama ini sering dinyiyirin.
Padahal ya, FYI aja, fans-fans alay Boyben Korea bisa jauh lebih dewasa daripada mereka. Setidaknya mereka gak pernah bawa-bawa agama kalo fanwar. Udik.

Terus apa lagi ? Visi dan Misi ?
Hellow banget dah, yang maju-maju jadi orang dibelakangnya para capres itu aja gak bisa ngerjain visi-misi sendiri waktu mereka jadi pejabat negara.

Gue semakin pesimis ngeliat capres-capres ini Mabs, soalnya dari mereka berdua gak ada satupun yang nyebut target produksi minyak satu juta barel per hari!!! Lo tau pan sejarahnya gue soal sumpah satu juta barel minyak itu.
Kalo dari mereka ga ada yang punya komitmen genjot produksi migas, gimana pulak nasib masa depan gue, Mabs ?

Pilu...gue...pilu...
Biar kata udah minum Actived, ini ingus masih aja meler karena pilu...
(ITU FLU, GUS!!)

Wassalam Mabs,
semoga pemilu cepat berlalu...dan Indonesia kembali damai.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar